Diduga Terjadi Jual-Beli Kunci Jawaban, Calon Perangkat Desa Sidodowo Protes dan Minta Tes Diulang

Daerah, Regional1,364 views

Kabarone.com, Lamongan – Sangat disesalkan itulah yang pantas disebutkan, dalam proses Pelaksanaan ujian seleksi penyaringan bakal calon Perangkat Desa (Kepala Dusun) di tiga dusun Desa Sidodowo, yakni dusun Beringin (tidak bermasalah), dusun Kedungsari (diduga bermasalah), dusun Gowah (diduga bermasalah) yang baru-baru ini di gelar di Desa Sidodowo, menyisahkan sebuah ketidak puasan pada tujuh orang dari sebelas orang peserta bakal calon Perangkat Desa tersebut. Karena adanya dugaan ketimpangan praktek kecurangan juga penyimpangan dalam proses pelaksanaannya.

Hal ini menuai protes keras dari tujuh orang bakal calon tersebut, pertama dilakukan diparuh waktu pelaksanaan pengumuman nilai (15/12), kedua melalui surat resmi keberatan atas poses pengangkatan Perangkat Desa dengan tuntutan dibatalkan (diulang kembali) surat ditujukan kepada Ketua Panitia Romli dan disampaikan juga ke Kepala Desa Sidodowo, Camat Modo dan Kapolsek Modo. Ketiga sampai pada (19/12) oleh karena belum adanya jawaban baik dari Ketua panitia selaku penyelenggara ataupun Camat Modo selaku Ketua Timwas atas surat tersebut, maka 7 orang peserta bakal calon Perangkat Desa bersama-sama masa keluarganya masing-masing meluruk (protes keras) ke kantor Kecamatan Modo Lamongan Jawa Timur, Selasa (19/12/2017).

Dalam hal ini Luqman selaku perwakilan dari calon perangkat desa saat protes bersama-sama mengungkapkan kepada wartawan, aksi protes dilakukan karena surat keberatan calon yang dilayangkan sebelumnya belum ada jawaban. Terkait adanya pelaksanaan pengangkatan perangkat desa tiga (Kapala Dusun) dan dalam hal ini dusun Kedungsari dan Gowah, yang terindikasi rawan kecurangan, yang pertama : nilainya terlalu jomplang ada salah satu calon yang jawabannya salah cuma satu, ada yang salah dua.

Sebelum pelaksanaan informasi beredar dimasyarakat atas beredarnya kunci-kunci jawaban dan ada salah satu keluarga calon yang ditawari kunci jawaban ada salah satu calon dari kedungsari ditawari kunci jawaban dengan imbalan uang seratus juta baru dapat kunci jawaban. Tuntutan kami proses pengangkatan Kepala Dusun agar dibatalkan.

Kalau tidak, maka kami bersama-calon yang lain akan melakukan aksi masa yang lebih besar lagi,” ungkap Luqman dengan nada tinggi.

Noto, pihak dari Kecamatan bagian trantib yang menemui para calon yang protes menjelaskan,” karena pak camat, pak sekcam dan kasi tata pemerintahan ada acara lain jadi akan kami sampaikan ke beliau- beliau. Kami yang menemui dan apa yang telah disampaikan yang menjadi tuntutannya kami tidak bisa menjawaban secara pasti karena bukan leading sector kami.

Yang menjadi tuntutanya yakni, kecurigaan adanya kecurangan dan tuntutan selanjutnya harus di ulang,” jelas noto.

Sebelumnya, dalam pelaksanaan tes ujian tersebut diikuti oleh sebelas orang dari tiga jabatan Kepala Dusun yang kosong dengan peserta yakni, calon Kepala Dusun Beringin Sugiarto dan Masmin. calon Kepala Dusun Kedungsari Afandi Prastio, Anang Prasetio, Ramadhan Edyka Putra, Munawar Jaelani. calon Kepala Dusun Gowah Ita Purnama Sari, Luqmanul Hakim, Khoirul Marom, Muhammad Zamroni, Muhammad Muslikun.

Soal ujian terdiri dari enam bidang studi yang meliputi: Pemerintahan/ Pemerintahan Desa, Pengetahuan Umum, Administrasi Perkantoran, Komputer, Pengetahuan Agama, Pancasila dan UUD 1945.

Sangat kesal dan kecewa, kalimat ini yang terlontar oleh enam orang dari tujuh orang peserta yang nilainya kurang memenuhi syarat (calon yang satu tak ikut karena ada dugaan informasi didatangi oleh ketua agar tak ikut-ikut protes) dari sebelas peserta ujian seleksi perangkat Desa (Kepala Dusun) di Dusun Sidodowo yang ada,” kata Luqman salah satu peserta dan di benarkan oleh rekan-rekan peserta yang lain.

Ironisnya, ujian seleksi perangkat Desa (Kepala Dusun) desa Sidodowo diduga sangat menonjol sekali kecurangannya.

Sementara ditempat yang berbeda enam orang (Luqman, Zamroni, Afandi, Munawar, Marom dan Ita) peserta yang protes bergantian mengungkapkan, bahwa dalam pelaksanaan terjadi pembakaran lembar kunci jawaban oleh panitia diduga disengaja untuk menghilangkan barang bukti,” ungkapnya bergantian.

Masih menurutnya bahwa soal dipesankan oleh salah satu panitia ke teman dekatnya yang ber akun FB Shohibul beralamat di Ngimbang.

Ada lagi yang ditawari lembar kunci jawaban dengan harga seratus juta Rupiah dan juga barter dengan empat Lembu,” ungkapnya.

Lebih lanjut ditambahkan oleh Ita Purnama sari, “Kalau begini kapan madyarakat bisa berdemokrasi secara fair, yang jelas kami merasakan ketidak-adilan. Hasil nilai dalam ujian inilah yang membuktikan kecurigaan sejak awal, jika dalam pelaksanaannya itu tidak fair dan tidak adil. Isu itu sudah santer terdengar di tengah masyarakat, karena masih ada tebang pilih yang belum bisa menegakkan proses demokrasi yang sehat,”pungkas Ita, (pul/pur/rul).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *