Disela Sosialisasi 4 Pilar MPR-RI, Alexander Fransiscus Akui Telah Berbuat Bagi Babel

Daerah279 views

Disela Sosialisasi 4 Pilar MPR-RI, Alexander Fransiscus Akui Telah Berbuat Bagi Babel


Pangkalpinang, Kabarone.com – Indonesia adalah negara besar, dengan 268 juta penduduk. Terdiri 1128 suku dan bahasa yang mendiami hampir 16 ribu pulau. Dengan kemajemukan penduduk dan luas wilayah yang demikian besar, tetapi bisa bersatu dalam bingkai NKRI. NKRI harga mati. Pemaparan itu dikatakan oleh Anggota DPD -RI asal Bangka belitung, Alexander Fransiscus pada kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR – RI Dalam Berbangsa dan Bernegara, Kamis (26/11/2020) bertempat di ruang pertemuan Bangka City Hotel, Kota Pangkalpinang. Kegiatan itu dihadiri oleh sejumlah narasumber, diantaranya Wakil Bidang Pendidikan PWNU Propinsi Bangka belitung, yaitu Arka’an Ahmad Agim, dan Isa Asadi yang menjabat Camat Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka barat. Peserta lain adalah sejumlah Camat dan Kepala Desa yang berasal juga dari Kabupaten Bangka Barat.

Selanjutnya, Alexander menjelaskan Bangka belitung (Babel) terkenal kamajemukan penduduknya yang saling menghargai. Sejak dahulu masyarakat Babel baik warga asli maupun keturunan sudah saling membaur, tidak ada perbedaan satu sama lain. Dia berharap agar kerukunan itu terus dijaga sampai kapanpun. “Di Babel sudah sejak dulu warganya saling membaur. Sejak dari kecil sudah diajarkan pembauran itu. Sekolah pada sekolah yang sama. Kendaraan penumpangpun dinaiki bersama, tidak ada perbedaan. Kerukunan ini agar terus bisa kita jaga, “katanya.

Di DPD – RI, Alexander tergabung di Komite 2. Sejak terpilih, dia telah mengusahakan pengadaan Rumah Aspirasi. Rumah Aspirasi ini sebagai rumah singgah bagi masyarakat Babel yang ada keperluan di Jakarta. Keperluan seperti untuk berobat dan keperluan penting lainnya, warga Babel dipersilahkan memanfaatkan. Semua fasilitas seperti ruang tidur dan ruang makan telah disediakan. “Setelah dilantik, segera saya usahakan rumah aspirasi. Bagi warga Babel yang ada keperluan penting, dipersilahkan menggunakan. Sejumlah fasilitas sudah kami siapkan, “ujarnya.

Perjuangan lain yang telah dilakukan Alexander adalah masalah pertimahan. Sebagai wakil daerah dia telah memperjuangkan ditingkat pusat agar harga timah bisa lebih tinggi. Salah satunya dengan mendorong investor agar berinvestasi di Babel mendirikan pabrik pengolahan timah untuk menghasilkan barang setengah jadi. “Tahun pertama setelah dilantik, saya perjuangkan agar harga timah bisa lebih tinggi. Salah satu caranya dengan pendirian pabrik yang menghasilkan barang jadi maupun setengah jadi, “paparnya.

Kiprah selanjutnya, terus Alexander, adalah mengusahakan perbaikan harga komoditas perkebunan seperti Lada Putih Bangka yang sangat terkenal mutunya di Dunia Internasional. Dia dari Komite 2 DPD-RI bersama Komisi 6 DPR-RI telah rapat bersama membahas persoalan rendahnya harga lada ditingkat petani guna mencari jalan keluar. “Bersama Komisi 6 DPR-RI kami telah membahas persolan rendahnya harga lada ditingkat petani, “jelas Alexander.

Hal lain yang turut diperjuangkan Alexander, yaitu pembangunan Jembatan Bahtera yang menghubungkan Pulau Bangka dengan daratan Pulau Sumatera. Dia telah menyambangi Gubernur Sumatera Selatan di Palembang untuk mendorong percepatan pembangunan. Menurut Alexander, jika itu terealisasi maka Pulau Bangka akan terhubung dengan jaringan jalan Tol Sumatera. Implikasinya biaya transportasi akan lebih murah. Demikianpun harga-harga barang yang didatangkan melalui Sumatera akan turun.

Nara sumber lain, Arka’an AA mengatakan dari perspektif NU dalam 4 pilar kebangsaan dalam bernegara dan berbangsa, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang sudah tercantum dan diputuskan dalam konstitusi, bagi NU sudah final. Diputuskan dikonstitusi, Indonesia bukan Negara Islam tetapi Negara Darul Islam, yaitu Negara kewilayahan Islam. Dan sebagai negara mayoritas Umat Islam, dalam hal politik umat dibebaskan untuk memilih pilihannya. Dalam masalah ini NU mengedepankan Politik Kebangsaan bukan kekuasaan. “Yang telah diputuskan konstitusi, bagi NU sudah final. NU mengedepankan politik kebangsaan, bukan kekuasaan, sebagai umat mayoritas boleh memilih siapapun, “katanya.

Sementara Isa Asadi lebih menjelaskan makna 4 pilar tersebut. Ke-empat pilar itu tidak dapat ditawar karena memang sudah pas bagi Indonesia. “Ke-empatnya memang sudah pas, “ujarnya. (Suhardi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *