SURABAYA. Kabarone.com – DPD Gerindra Jawa timur diguncang prahara. Lantaran tim sukses La Nyala Mataliti, Bakal Calon Gubernur Jatim dari partai Gerindra buka suara soal dugaan permintaan mahar Rp. 150 – Rp. 170 milyar oleh Ketua DPD Gerindra Jatim, Supriyatno, terhadap dirinya.
Permintaan mahar partai oleh Supriyatno itu terekam dalam pembicaraan melalui telephon milik salah satu tim sukses La Nyala.
Berikut kutipan transkrip pyang diduga suara Supriyatno yang disebarkan oleh tim La Nyala ke wartawan.
“ Pilgub Jawa Timur ini gampang bos, sekarang tunjukkan saja uang cash 170 atau minimal 150 miliar ke Jakarta, saya akan antar ke Pak Prabowo. Kalau tidak ada ya susah bos,”.
Permintaan uang mahar tersebut dimaksudkan untuk memperlancar mendapatkan rekomendasi dari partai Gerindra.
Sebelumnya, partai Gerindra telah memberikan surat tugas kepada La Nyala untuk mencari koalisi partai sekaligus mencari pasangan calon Wakil Gubernur. Namun surat tugas yang diberikan La Nyala hanya berlaku 10 (Sepuluh) hari.
Ada kesan partai Gerindra mengulur-ulur waktu dalam peberian surat tugas, kata salah satu tim sukses La Nyala kepada wartawan, Selasa (9/1).
Terlebih hingga menjelang masa akhir pendaftaran bakal pasangan calon di KPU belum ada rekomendasi dukungan pencalonan Gubernur yang diterbitkan dari partai Gerindra untuk La Nyala M. Mattaliti.
Kabar permintaan uang mahar perahu oleh Ketua DPD Gerindra Jatim itu dibenarkan oleh La Nyalla saat dihubungi wartawan melalui Whatsapp, dan ia tidak membantahnya.
“Iya ada permintaan uang dari Ketua DPD,” ujar La Nyalla.
” Saya juga menyesalkan pernyataan atau permintaan Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Supriyanto yang meminta uang itu. La Nyalla menganggap sikap Ketua DPD Gerindra Jatim justru bertolak belakang dengan sikap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subiyanto.
Tindakan Supri yang diduga telah meminta uang mahar partai terhadap kadernya sendiri dianggap telah menciderai nama baik Prabowo dan Partai Gerindra.
Permintaan uang mahar itu oleh sejumlah relawan beserta pendukung La Nyalla sangat disayangkan karena permintaan uang tersebut tidak berdasar dan bertentangan dengan Ketum Gerindra Pusat.
(*/li)