Mahasiswa Unikal dan Kelurahan Tanjung Selor Timur Sosialisasi KDRT ke Masyarakat

Daerah, Regional752 views

Kabarone.com, Bulungan – Kelurahan Tanjung Selor Timur bekerjasama dengan Universitas Kalimantan Utara melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata melaksanakan sosialisasi dan deklarasi anti kekerasan terhadap perempuan dan anak sekaligus dirangkai rapat kerja RT- RW pada Kamis pagi, (01/09).

Selain deklarasi, upaya pencegahan tindak kekerasan dalam rumah tangga itu ditandai pula dengan pembentukan Sukarelawan Gerakan Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Berbasis Masyarakat di Kelurahan Tanjung Selor Timur, yang akan bertugas melakukan pembimbingan serta pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya melindungi kaum perempuan dan anak dari tindak kekerasan.

“Saya berterima kasih atas peran para mahasiswa KKN Unikal serta PSP 3 (Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan, Red) di Kelurahan Tanjung Selor Timur dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,” ucap Lurah Tanjung Selor Timur, Sulaiman Rasyid dalam sambutannya.

Ia pun menjelaskan, bahwa para mahasiswa KKN Unikal telah melaksanakan berbagai kegiatan sejak mulai turun ke lapangan pada 23 Juli lalu dan kegiatannya akan berakhir pada 3 September mendatang. Sementara untuk kegiatan PSP 3 telah berlangsung selama 11 bulan terakhir, di mana ada 2 orang petugas PSP 3 yang merupakan program Kemenpora melakukan upaya budidaya ikan lele serta kerajinan di wilayah Tanjung Selor Timur.

“Wilayah Tanjung Selor Timur cukup luas yang terdiri atas 25 RT dengan penduduk 3.882 jiwa sehingga kita sangat hargai upaya dari adik-adik mahasiswa KKN Unikal serta PSP 3 ini,” tandasnya.

Sementara Camat Tanjung Selor, Erin Wiranda, SE yang membuka kegiatan secara resmi mengungkapkan, pentingnya upaya anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan melibatkan seluruh pihak, termasuk para ketua RT, RW, tokoh agama serta tokoh masyarakat.

“Karena salah satu faktor penyebab munculnya tindak kekerasan ini yaitu biasanya faktor ekonomi di keluarga sehingga semua pemangku kepentingan harus terlibat,” tandasnya.

Menurutnya wilayah Tanjung Selor Timur berada dalam posisi yang strategis karena akan dibangun berbagai fasilitas umum seperti Pelabuhan Pesawan dan pelebaran jalan di daerah Selimau 2 dan 3. Saat ini juga telah ada jalan beton di Tanjung Selor Timur.

“Jadi selain pembangunan fisik kita juga harus lakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya melalui deklarasi anti kekerasan terhadap perempuan dan anak ini,” sebutnya.

Dalam pertemuan terungkap salah satu potensi kasus di Tanjung Selor Timur. Ada anak perempuan usia sekolah yang kedua orangtuanya sudah berpisah lalu dititipkan di rumah keluarga sang pacar. Menyikapi hal ini, Fasilitator Perlindungan Perempuan dan Anak, Dra Hj Siti Mawarni dalam kesempatan sama menyarankan, agar sang anak perempuan dititipkan ke pihak keluarga, apakah itu bibinya atau saudara yang lain.

“Kalau dititip di keluarga pacar itu potensinya sangat besar untuk terjadi hal yang tidak kita inginkan, salah satunya bisa tindak kekerasan seksual,” tandasnya.

Sementara Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unikal, Dr Arif Jauhari Tantowi menambahkan, pentingnya upaya pencegahan yaitu sejak dini menanamkan serta mendidik khususnya anak untuk tidak melakukan kekerasan.

“Ini yang paling penting sejak dini kita mendidik di keluarga untuk tidak melakukan tindak kekerasan kepada perempuan dan anak,” tegasnya.

Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini hanya beberapa kasus yang muncul ke permukaan dan diyakini masih banyak lagi yang belum terungkap atau belum dilaporkan. Tindak kekerasan tidak hanya dalam bentuk fisik seperti pemukulan atau pencabulan tapi juga bersifat psikis seperti penghinaan dan penggunaan kata-kata kasar terhadap perempuan dan anak. (Mudi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *