Bali,Kabarone.com-Diawali dari cerita Ketua Umum MUI Karangasem H.M. Mursyid, yang dalam kata sambutannya menyinggung tentang molornya waktu dan proses pemilihan/penentuan Ketua Umum MUI pada salah satu kabupaten di Bali, dimana dari pagi hingga malam hari baru bisa diselesaikan, yang disebabkan oleh sulitnya mendapatkan seorang tokoh Islam di kabupaten tersebut, untuk bersedia mengemban amanat sebagai Ketua Umum.
Maka, diresponlah cerita “unik” ini oleh Ketua MUI Bali H. Syamsul Hadi dalam sambutan pengarahan acara Pengukuhan, Ta’aruf, dan Rakerda I MUI Karangasem di Aula MAN Amlapura, hari Ahad (21/3). Disampaikan, _”Para Pemimpin MUI pada level manapun, tidak boleh melupakan proses pengkaderan. Karena setiap daulah pasti ada masa berakhirnya. Sehingga dengan proses pengkaderan, maka crisis kepemimpinan akan bisa teratasi “_
Pada sambutannya, selain menyinggung proses pengkaderan, H. Syamsul Hadi tidak lupa juga mengingatkan akan pentingnya kesadaran oleh setiap pengurus tentang peran MUI sebagai pewaris tugas para nabi, dalam rangka mewujudkan _baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur._ Juga harus _’Alim_ (berilmu), agar bila ada masyarakat bertanya tentang permasalahan keagamaan _(diniyyah)_ terkini dapat memberikan penjelasan, setidaknya memberikan pengarahan _(Irsyadiyah)_, serta mampu menjadi pelopor _(Qudwah Qiyadiyah)._
Acara Pengukuhan Pengurus MUI Karangasem diikuti oleh seluruh unsur pengurus masa khidmat 2020-2025, yakni: Ketua Wantim H. Aminuddin beserta jajarannya; Unsur DPH, Ketua H.M. Mursyid, Sekretaris H.M. Syafi’i, dan Bendahara Hj. Hindayani, serta jajaran DPH lainnya; Ketua dan Sekretaris Komisi-komisi beserta jajarannya. Selain itu juga diikuti oleh Ketua dan jajaran dari empat pengurus MUI tingkat kecamatan yang telah terbentuk.
Pembacaan naskah pengukuhan dipandu oleh Sekretaris MUI Provinsi Bali Jumari, yang mewakili Penandatangan Naskah Pengukuhan, yakni: Sekretaris Umum H. Ismoyo, dan Ketua Umum H. Mahrusun (Kontributor: Jumari).
